Penghibur wanita Geisha
Penghibur wanita Geisha

Persaingan Sengit Wanita Penghibur | Cerita film Memoirs of a Geisha (Mungkin 2024)

Persaingan Sengit Wanita Penghibur | Cerita film Memoirs of a Geisha (Mungkin 2024)
Anonim

Geisha, anggota kelas profesional wanita di Jepun yang pekerjaan tradisionalnya adalah untuk menghiburkan lelaki, pada zaman moden, terutama di pesta perniagaan di restoran atau kedai teh. Kata Jepun geisha secara harfiah berarti "orang seni," dan menyanyi, menari, dan bermain samisen (alat musik lutel) adalah bakat yang sangat diperlukan untuk geisha, bersama dengan kemampuan untuk melakukan percakapan. Banyak geisha juga mahir dalam merangkai bunga, melakukan upacara minum teh, atau kaligrafi. Fungsi utama geisha adalah untuk memberikan suasana chic dan kesenangan untuk pelanggannya yang kaya. Geisha biasanya berpakaian indah dengan kimono tradisional dan berpakaian halus dan mempunyai pengetahuan bukan sahaja masa lalu tetapi juga gosip kontemporari.

Kuiz

Menjelajah Jepun: Fakta atau Fiksyen?

Jepun tidak pernah mengalami gempa bumi.

Sistem geisha diperkirakan telah muncul pada abad ke-17 untuk menyediakan kelas penghibur yang terpisah dari pelayan dan pelacur, yang masing-masing menjanjikan perdagangan mereka di kalangan bangsawan dan samurai. Sistem geisha secara tradisional merupakan bentuk tenaga kerja yang dilindungi, walaupun beberapa gadis, yang tertarik dengan pesona kehidupan, menawarkan diri. Biasanya, seorang gadis pada usia dini diberikan oleh ibu bapanya sejumlah wang ke sebuah rumah geisha, yang mengajar, melatih, memberi makan, dan memakainya selama beberapa tahun. Kemudian dia muncul dalam masyarakat yang dikenal sebagai karyūkai ("dunia bunga dan pohon willow") dan mula mendapatkan wang untuk membayar hutang orang tuanya dan masa lalunya. Geisha yang paling dicari dapat memperoleh sejumlah besar dari pelanggan mereka. Selain memberikan hiburan dan persahabatan sosial,geisha kadang-kadang mengekalkan hubungan seksual dengan pelanggan mereka.

In the 1920s there were as many as 80,000 geisha in Japan, but by the late 20th century their number had dwindled to only a few thousand, almost all confined to Tokyo and Kyōto, where they were patronized by only the wealthiest businessmen and most influential politicians. This decline in numbers was chiefly due to the easier availability of more casual forms of sex in postwar Japan; bar hostesses have taken over the geisha’s role with the ordinary Japanese businessman.

When a geisha marries, she retires from the profession. If she does not marry, she usually retires as a restaurant owner, teacher of music or dance, or trainer of young geisha.